Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Pertukaran Informasi Siswa WTC dengan Mahasiswa Jepang 17 Agustus 2018

By On Minggu, September 23, 2018

Momentum hari kemerdekaan bulan yang lalu tepatnya tanggal 17 Agustus 2018 kami kedatangannya tamu dari Jepang, Yuna Kato, mahasiswi sastra bahasa Inggris dari Nagoya dan Nozomi, mahasiswa computer science universitas Hiroshima.

Sudah 3 kali ini WTC mengadakan “Information Exchange Program” (program pertukaran informasi) antara siswa WTC dan mahasiswa Jepang, yang digagas oleh Masayuki Hasegawa yang berasal dari kota Saitama Jepang. Dalam kesempatan tersebut, siswa WTC dan mahasiswa Jepang melakukan percakapan ringan tentantg budaya Jepang, pendidikan, pekerjaan dan makanan khas Jepang.
Kebetulan, Yuna Kato membawakan oleh-oleh Banana Pan, snack, permen dari Jepang.

Sambutan siswa WTC sangat hangat dan bersahabat karena kebanyakan dari siswa WTC, ini kesempatan pertama berbicara dengan orang Jepang dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Begitu juga dengan mahasiswa Jepang, mereka sangat bersemangat dan ramah hingga mereka menginginkan pertemuan kedua kalinya.

Tujuan kami, mengadakan kegiatan ini agar siswa memperoleh informasi tentang Jepang, karakter bangsa Jepang, mengetahui budaya Jepang dan tentunya melatih kemampuan berbicara bahasa Jepang. Kami juga ingin mengetahui dari mahasiswa Jepang mengenai fasilitas apa saja yang masih kurang di asrama Pare seperti toilet duduk, perlu ketersediaan mandi air hangat semacam “oyu” di Jepang dan lain lain-lain. Disamping itu, WTC juga ingin mempromosikan tenpat wisata di Kediri dan sekitarnya dan sekaligus ingin menunjukkan keramahtamahan bangsa Indonesia agar lebih banyak wisatawan Jepang yang datang ke Indonesia.

Bagi mahasiswa Jepang tentu bisa memperoleh banyak ilmu dan informasi selama berada di kampung Inggris Pare Kediri sehingga mereka lebih mengenal Indonesia.




Cara Berkomunikasi Yang Baik

By On Minggu, September 23, 2018

Racun tidak hanya berupa makanan, bisa juga berupa polusi udara dan suara. Sesuatu yang positif bisa disampaikan dengan suara yang lemah lembut, tidak seharusnya disampaikan dengan suara yg memekakkan telinga dan mungkin bisa merusak syaraf manusia yg seharusnya mampu menerima hal positif berubah menjadi negatif. Inilah bahayanya polusi suara. Kita belajar bagaimana mendengarkan Alq'uran, bacaan yang disuarakan dengan tartil dan pelan akan mudah difahami bahkan bisa sampai ke hati pendengarnya.

Menyampaikan sesuatu juga perlu mengantisipasi kejiwaan pendengarnya. Jika tidak bisa memahaminya bisa timbul masalah, in kontra produktif. Memperkirakan suasana hati, kondisi pendengar juga penting.

Kita mestinya belajar menjadi orang yang terbuka untuk mendengarkan pendapat orang lain, siapapun orangnya. Terkadang gagasan muncul dari orang yang tidak populer. Menutup telinga dari orang lain bisa menjerumuskan kepada kesombongan. Kesombongan bisa meyebabkan kejatuhan, bisa berupa materi atau hal lain. Selain membaca dan berbicara, kita harus belajar mendengarkan.

Ini juga hal penting, menyindir orang lain dengan kata kata walaupun dengan niat baik tidak selalu berdampak positif. Seharusnya menyindir orang lain di depan umum tidak dilakukan kecuali hal hal yang bersifat kelembagaan bukan pribadi.

Setiap orang punya ide ide dan gagasan gagasan, memberikan kesempatan orang berbicara dalam suatu forum adalah penting, bila orang sulit menyampaikan dalam kata-kata karena kesehatan, takut atau sulit bicara, tentu bisa disampaikan dalam bentuk tulisan yg bisa dibacakan orang lain.

Kata kata adalah obat, saya kira tidak semua orang yang datang suatu forum itu sehat 100 persen. Kata - kata yang lembut, sapaan yang bersahaja, ucapan do’a bisa membuat orang yang sakit menjadi sembuh, nyeri bisa berkurang dan yang sehat menjadi lebih sehat. Keajaiban bisa akan terjadi manakala kumpulan orang orang saling memperbaiki kondisi satu dan lainnya.

Dalam suatu forum bicara perlu membatasi waktu, namun juga tidak terburu buru, terburu buru tidak bisa mencapai hasil optimal dan bisa menekan syaraf secara medis. Bila diperlukan waktu yang lama sebaiknnya ada jeda, peserta bisa sekedar berdiri dan merentangkan tangan untuk melemaskan otot serta melancarkan peredaran darah, berjalan melihat pemandangan sekitar untuk menyegarkan fikiran, dan bila perlu berbaring sejenak, ini diperlukan bagi yang kurang istirahat dan tidur di malam sebelumnya.



Diberdayakan oleh Blogger.